REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai tujuh persen pada 2018 dengan berbagai upaya dan kerja keras.
"Sekarang realisasi pertumbuhan ekonomi 4,9 persen padahal dari resource yang ada memungkinan bisa lebih tinggi dan berkualitas. Kami beri masukan kepada Presiden, 2018 bisa mencapai tujuh persen, tapi memang perlu kerja keras," kata Ketua KEIN Soetrisno Bachir dalam jumpa pers usai pertemuan KEIN dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (7/6).
Dalam kesempatan pertemuan itu, KEIN menyampaikan sejumlah langkah strategis yang harus ditempuh pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen. "Ini bisa dicapai melalui kebijakan countercyclical, Filipina dan India bisa tujuh persen, malah Afrika seperti Rwanda tumbuh double digit," kata Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen jika sejumlah langkah dilakukan yaitu rata-rata pertumbuhan investasi dijaga pada angka 10 persen per tahun. Selain itu, pemerintah harus menjaga pertumbuhan ekspor rata-rata tiga persen per tahun.
Pemerintah juga harus mengendalikan dan menjaga impor tumbuh rata-rata dua persen per tahun. Selain itu, pemerintah juga harus menjaga tingkat konsumsi lima persen per tahun.
Menurut Arif, dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan bahwa investor sebenarnya serius dan antre masuk ke Indonesia baik bidang infrastruktur maupun investasi langsung asing (FDI) tetapi memang masih ada bottle necking pada level menengah bawah.
Menurut dia, proses integrasi kebijakan harus sejalan dari tingkat pusat hingga level daerah. "Tanpa itu menjaga target investasi 10 persen, akan terkendala," katanya.