REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan, Indonesia akan fokus untuk pengembangan ekspor produk kulit dan fesyen ke Korea Selatan. Pengembangan tersebut ditandai dengan kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan Delegasi ASEAN Korea Centre (AKC).
“Kegiatan ini akan memberikan informasi strategi diversifikasi produk ekspor khususnya ke negara tradisional yaitu Korea Selatan, dalam hal tren desain, selera pasar, standar kualitas, strategi pemasaran efektif, serta prosedur ekspor dan regulasi yang berlaku di Korsel," ujar Arlinda, Jumat (3/6).
Arlinda menegaskan, rangkaian kegiatan adaptasi produk kulit dan fesyen ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan akses pasar produk kulit dan fesyen Indonesia ke Korsel. Apalagi keduanya merupakan salah satu produk potensi ekspor Indonesia.
Pada periode 2011-2015 ekspor kulit tercatat mengalami kenaikan 0,27 persen dari 430,5 juta dolar AS menjadi 437,9 juta dolar AS. Terdapat 10 negara terbesar tujuan ekspor produk kulit Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Cina, Jepang, Singapura, Hong Kong, Jerman, Belanda, Belgia, Korea Selatan, dan India.
Sementara nilai ekspor produk fashion Indonesia ke dunia pada periode 2011-2015 mengalami kenaikan yaitu sebesar 8,15 persen dari 11,56 miliar dolar AS menjadi 15,39 miliar dolar AS. Korea Selatan juga termasuk satu dari 10 negara tujuan ekspor produk fashion Indonesia setelah Amerika Serikat, Swiss, Singapura, Jepang, Jerman, Hong Kong, Cina, dan Belgia.