REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai, rencana pemerintah untuk membuat harga daging di bawah Rp 80 ribu merupakan hal yang sulit terwujud.
"Saya pastikan enggak mungkin, jadi jangan muluk-muluk lah. Rakyat enggak bisa dijanji-janjikan saja. Kalau terjangkau di bawah Rp 100 ribu, mungkin bisa," ujarnya di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (31/5).
Kendati begitu, ia menilai kebijakan impor daging merupakan satu-satunya solusi yang bisa dilakukan pemerintah. Alasannya, karena sudah terlambatnya pemerintah dalam memastikan dan menyiapkan pasokan yang ada jelang puasa Ramadhan. "Tapi kita kan enggak mau tiap kali ramadhan begini, kasian peternak," ungkapnya.
Apabika diberi kepercayaan menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, Wakil Ketua Umum Kadin bidang UKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif ini akan memastikan pasokan daging sejak jauh-jauh hari, misalnya bekerja sama dengan Australia. "Kita kuat di bidang penggemukan, kita kerja sama dengan daerah lain digemukkan di sana. Jadi paling tidak pasokan untuk Jakarta, aman," lanjutnya.
Ia juga menilai faktor distribusi yang berjenjang menjadi salah satu alasan mengapa harga daging terus melonjak tajam memasuki Ramadhan. "Akhirnya Pak Jokowi berteriak harga daging dibawah Rp 80 ribu, mendarat di sini saja sudah Rp95 ribu, jadi rantai distribusinya kita pangkas, supaya tidak merugikan pedagang, dan tidak memberatkan konsumen," katanya menambahkan.
Baca juga, Harga Daging Sapi di Kulon Progo Naik.