REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) pada semester II 2016 ini mencapai 20 perusahaan seiring dengan tren ekonomi domestik yang membaik.
"Potensi IPO pada semester kedua cukup banyak, minimal 20 perusahaan yang akan IPO. Itu, seiring dengan perbaikan ekonomi dan memang perusahaan-perusahaan yang berniat IPO sudah mengabarkan," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat (27/5).
Menurut dia, selain kebutuhan perusahaan meraih modal serta kondisi pasar yang mengarah positif menjadi salah satu faktor yang mendorong pelaksanaan IPO akan marak pada tahun ini. "Pasar saham bergerak mengarah positif menyusul potensi kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty akan disetujui, kondisi itu akan ada banyak uang repatriasi yang butuh penyerapan, pasar modal bisa menjadi salah satu industri yang dapat menyerap dana itu," katanya.
Samsul menambahkan bahwa saat ini sebanyak tujuh perusahaan sedang dalam proses melepas sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme IPO pada kuartal kedua tahun ini.
"Dalam pipeline ada sekitar tujuh perusahaan sedang proses IPO, sementara yang sudah resmi tercatat sahamnya di BEI sebanyak empat perusahaan. Jadi, kalau prosesnya lancar pada semester pertama tahun ini ada 11 perusahaan IPO," ujarnya.
BEI mencatat, terdapat tujuh perusahaan yang sedang proses IPO diantaranya PT Graha Grasindo, PT Silo Maritim Perdana, PT Cikarang Listrindo, dan PT Duta Intidaya. Pada 2016 ini, BEI menargetkan jumlah IPO sebanyak 35 perusahaan. Sementara itu tercatat, sejak awal tahun 2016 ini baru terdapat empat emiten yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI yakni PT Mitra Pemuda Tbk, PT Mahaka Radio Integra Tbk, PT Bank Artos Indonesia Tbk, dan PT Bank Ganesha Tbk.