Rabu 25 May 2016 19:01 WIB

'Presiden Saja Mau Disensus, Masa Pengusaha tidak'

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo menyaksikan petugas BPS menempel sticker tanda sudah dilakukan sensus ekonomi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/5).  (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo menyaksikan petugas BPS menempel sticker tanda sudah dilakukan sensus ekonomi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/5). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti sensus ekonomi 2016 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/5) siang. Jokowi disensus atas permintaannya sendiri kepada Badan Pusat Statistik (BPS).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo berharap, langkah Presiden tersebut dapat diikuti masyarakat, khususnya kalangan pengusaha. "Presiden saja mau disensus, masa pengusaha tidak," kata Sasmito. ‎

‎Sasmito mengatakan, sensus ekonomi 2016 sudah terlaksana sekitar 75 persen. Menurut dia, yang paling susah disensus adalah kalangan pengusaha. Ada yang menolak sama sekali disensus dan ada pula yang tidak menyampaikan secara jujur informasi mengenai penghasilan usaha mereka.

"Mereka ketakutan karena menganggap datanya akan jadi rujukan untuk pajak. Padahal, data sangat kami rahasiakan," kata dia.

Baca juga, BPS: Sensus Ekonomi Sudah Terlaksana 75 Persen.

Sasmito mengatakan, sensus ekonomi akan selesai pada 31 Mei. Namun, tidak menutup kemungkinan pendataan akan terus dilakukan apabila ada perusahaan-perusahaan yang terlewat. "Jadi, tidak terbatas sampai hanya bulan ini pendataannya," ujar dia. ‎

‎Sampai saat ini, pelaksanaan sensus ekonomi sudah 75 persen wilayah terjangkau, rata-rata seluruh Indonesia. Kalaupun 25 persen yang belum, terutama adalah konsentrasi usaha.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement