Senin 23 May 2016 10:58 WIB

OJK: Kontribusi BPD Belum Optimal

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, kontribusi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terhadap perekonomian daerah belum optimal. Hal ini tercermin dari pangsa kredit produktif yang sekitar 30 persen dari total kredit yang disalurkan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menilai, kinerja kelompok BPD hingga Kuartal I 2016 bertumbuh cukup baik. 

Sampai akhir Maret 2016, total aset BPD sebesar Rp 531,30 triliun atau tumbuh 6,48 persen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 432,44 triliun atau tumbuh 5,27 persen, sedangkan penyaluran kredit sebesar Rp 328,19 triliun atau tumbuh 8,12 persen (yoy). 

Sementara laba BPD tumbuh positif sebesar 7,91 persen yoy, sedangkan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) mencapai 20,61 persen. Rasio gross kredit macet per Maret 2016 relatif stabil yaitu sebesar 3,89 persen dari sebelumnya 3,83 persen. Namun demikian, kontribusi BPD terhadap perekonomian daerah belum optimal.

"Oleh karena itu, kinerja dan peran BPD masih harus ditingkatkan agar benar-benar sejalan dengan misinya sebagai agen pembangunan," kata Nelson Tampubolon di Jakarta, Senin (23/5).

Untuk itu, pemerintah membentuk program Transformasi BPD dengan visi mewujudkan BPD yang dapat menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan. 

Nelson menjelaskan, visi tersebut akan diwujudkan melalui tiga tahapan yakni: (i) Fase Pembangunan Fondasi (Foundation Building), (ii) Fase Percepatan Pertumbuhan (Growth Acceleration) dan, (iii) Fase Pemimpin Pasar (Market Leadership). 

"Program Transformasi BPD merupakan inisiatif strategis yang tidak hanya meningkatkan kinerja, ketahanan dan daya saing kelompok BPD, tetapi juga akan berdampak besar bagi pembangunan ekonomi daerah serta akan memperkuat ketahanan industri perbankan nasional," jelas Nelson.

Implementasi program Transformasi BPD, kata Nelson, perlu diakselerasikan oleh Asbanda dan BPD dengan dukungan shareholders dan stakeholders sehingga BPD mampu menjadi pemimpin dan katalisator pembangunan di daerahnya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement