REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Atase Perdagangan Canberra Nurimansyah mengatakan, Indonesia memperoleh transaksi sebesar 241 ribu dolar AS dalam pameran CeBIT Australia 2016 yang diadakan di Sydney Olympic Park. Sebanyak empat perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengikuti pameran tersebut.
Nurimansyah menjelaskan, salah satu peserta yaitu PT Sydeco dari Yogyakarta, berhasil menarik minat pemerintah Negara Bagian New South Wales. Pemerintah New South Wales akan menjalin kerja sama untuk mengembangkan sistem pembayaran nirkabel yang disesuaikan dengan pasar Australia.
Pameran ini menjadi salah satu sarana bagi industri digital Indonesia untuk meningkatkan ekspor jasa TIK ke Negeri Kanguru tersebut. CeBIT Australia 2016 diikuti oleh lebih dari 300 peserta yang berasal dari Australia, Filipina, India, Indonesia, Jerman, dan Pakistan.
"Partisipasi Indonesia di pameran CeBIT Australia 2016 diharapkan mampu mendorong hubungan dagang antara Indonesia dan Australia, meningkatkan ekspor jasa TIK, serta meningkatkan jaringan people-to-people di antara kedua negara," ujar Nurimansyah dalam keterangan tertulisnya, Ahad (22/5).
Menurut Nurimansyah, masyarakat Australia hampir sepenuhnya memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data dari Interactive Advertising Bureau (IAB), Australia dengan jumlah populasi penduduk sebesar 24 juta, mempunyai jumlah pengguna internet sebesar 21,8 juta. Jumlah smart phone yang digunakan di Australia melebihi jumlah penduduknya, yaitu sebanyak 30 juta unit. Oleh karena itu, Nurimansyah meminta para pengusaha nasional untuk terus meningkatkan kemampuan dan keahlian di bidang TIK.
"Para pengusaha untuk terus berkreasi dan berinovasi, sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lainnya dalam menghasilkan produk yang mencengangkan dan tepat guna," kata Nurimansyah.