Selasa 17 May 2016 18:56 WIB

Utang Luar Negeri Naik 5,7 persen

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal I 2016 tercatat sebesar 316 miliar dolar AS atau tumbuh 5,7 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi BI Tirta Segara mengatakan, pertumbuhan ini relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada akhir kuartal IV 2015. Tirta menjelaskan, berdasarkan jangka waktu asal, ULN jangka panjang tercatat meningkat, sementara ULN jangka pendek menurun. Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor publik tercatat meningkat, sementara ULN sektor swasta menurun.

"Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2016 tercatat sebesar 36,5 persen, sedikit meningkat dari 36,0 persen pada akhir triwulan IV 2015," kata Tirta, Selasa (17/5).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN jangka panjang. Utang luar negeri berjangka panjang pada akhir kuartal I 2016 mencapai 277,9 miliar dolar AS atau 87,9 persen dari total ULN atau naik 7,9 persen (yoy), lebih lambat dari pertumbuhan kuartal IV 2015 yang sebesar 9,2 persen (yoy). Di sisi lain, ULN berjangka pendek pada akhir kuartal I 2016 tercatat sebesar 38,1 miliar dolar AS atau turun 8,4 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan kuartal IV 2015 yang sebesar 13,7 (yoy).

"Dengan perkembangan tersebut, kemampuan cadangan devisa untuk menutupi kewajiban jangka pendek membaik, tercermin pada rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa yang turun dari 36,7 persen pada triwulan IV 2015 menjadi 35,5 persen pada triwulan I 2016," ujar Tirta.

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta. Pada akhir kuartal I 2016, posisi ULN sektor publik sebesar 151,3 miliar dolar AS atau 47,9 persen dari total ULN, sementara ULN sektor swasta mencapai 164,7 miliar atau 52,1 persen dari total ULN.

ULN sektor publik meningkat menjadi 14,0 persen (yoy) pada kuartal I 2016 dari kuartal sebelumnya mencapai 10 persen(yoy), sementara ULN sektor swasta turun 1,0 persen (yoy) setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh 2,3 persen (yoy).

Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir kuartal I 2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1 persen.

"Bila dibandingkan dengan triwulan IV 2015, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan pertambangan tercatat melambat sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih mengalami peningkatan," kata Tirta.

Menurut Tirta, pihaknya memandang perkembangan ULN pada kuartal I 2016 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement