REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih kecil, hanya sekitar tiga persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad menjelaskan, pada Kuartal I 2016 ini, PDB perikanan naik sebesar 13,5 persen. "Pada kuartal I perikanan PDB perikanan sebesar Rp 77,3 triliun, naik Rp 9,2 triliun atau naik 13,5 persen. Jika dibandingkan dengan PDB keseluruhan, perannya kurang dari 3 persen," ungkap Muliaman dalam acara Program JARING (Jangkau, Sinergi, dan Guideline) di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak, Demak, Kamis (12/5).
Muliaman menuturkan, Indonesia memiliki potensi luar biasa di bidang kelautan dan perikanan dengan luas wilayah lautan. Meskipun potensi cukup besar, namun potensi kemaritiman belum optimal dibanding negara lain.
Sehingga dengan program JARING ini pihaknya akan mendorong akses keuangan lebih dekat lagi terhadap masyarakat luas terutama nelayan. "Perlu infrastruktur terutama peran teknologi supaya jasa keuangan bisa dijangkau lebih murah dan mudah. Edukasi ke para nelayan. Pilar pengembangan untuk mencari terobosan baru. Supaya akses keuangan semakin terbuka," katanya.
Realisasi Kredit JARING sampai dengan Desember 2015 mencapai Rp 6,69 triliun atau 124,5 persen dari target Rp 5,37 triliun. Dengan bertambahnya 8 Bank Partner di tahun 2016 ini maka total target penyaluran kredit 16 bank partner tahun 2016 ke sektor kelautan dan perikanan adalah sebesar Rp 9,2 triliun atau tumbuh 24,2 persen dibanding realisasi kredit 2015.
Sedangkan secara keseluruhan perbankan, penyaluran kredit pada sektor kemaritiman sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebesar Rp 97,8 triliun sedangkan sektor Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 21,4 triliun.
"Tahun 2016 ini perbankan nasional mentargetkan penyaluran kredit ke ke Sektor Kemaritiman sebesar Rp 52,7 triliun dan ke Sektor Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 10,7 triliun," kata Muliaman.