Selasa 10 May 2016 16:50 WIB

Jepang Minati Proyek Revitalisasi Kereta di Indonesia

Rel kereta api di Jawa, ilustrasi.
Foto: WordPress
Rel kereta api di Jawa, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan Jepang sudah menyatakan ketertarikanya untuk merevitalisasi kereta api lintas Utara Jawa.

Hermanto dalam diskusi yang bertajuk "Progres Pembangunan Perkeretaapian Indonesia" di Jakarta, Selasa (10/5), mengatakan bentuk revitalisasi tersebut, yakni meningkatkan kecepatan kereta dari 80 kilometer per jam menjadi 150 kilometer per per jam untuk relasi Jakarta-Surabaya.

"Jadi kalau Jakarta-Surabaya bisa kecepatannya 150 kilometer per jam, ini lebih menarik," katanya.

Hermanto mengungkapkan sebelumnya Kemenhub menawarkan dua opsi dalam pembiayaan antara proyek Trans Sumatera-Trans Sulawesi dan revitalisasi kereta Lintas Utara Jawa. "Saya katakan kalau memang mereka mau menunjukkan kecanggihan teknologi, pilih yang revitalisasi dan rupanya mereka juga tertarik," katanya.

Sementara itu, untuk Trans Sumatera dan Trans Sulawesi, pemerintah telah menawarkan ke Cina dan dinilai sudah menyatakan minat menggarap proyek tersebut. Dia menambahkan penawaran tersebut dilatarbelakangi anggaran untuk Kemenhub tahun ini dipotong 10 persen dalam rangkaefisiensi.

"Untuk APBN 2016 dipotong 10 persen atau sekitar Rp 3,7 triliun dari Rp 40 triliun," katanya.

Pada 2030, Kemenhub menargetkan jaringan KA nasional sepanjang 12.100 kilomter (Pulau Jawa-Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua), termasuk jaringan KA perkotaan sepanjang 3.800 kilometer. Selanjutnya, sarana angkutan penumpang dengan jumlah lokomotif 2.805 unit, kereta api penumpang sebanyak 27.960 unit serta angkutan barang dengan jumlah lokomitif 1.995 unit dan gerbong 39.655 unit.

Hingga 2019, Ditjen Perkeretaapian Kemenhub menargetkan pembangunan jalur KA sepanjang 3.258 kilometer pada Lintas Sumatra, Lintas Selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement