REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi industri manufaktur pada kuartal I 2016 meningkat 4,08 persen (year on year/yoy) bagi industri sedang dan besar. Sedangkan, produksi industri mikro dan kecil meningkat 5,91 persen dibandingkat kuartal yang sama di 2015.
Kepala BPS Suryamin menuturkan untuk industri sedang dan besar, ada empat industri yang mengalami pertumbuhan produksi signifikan. Produksi industri farmasi serta produk obat kimia dan obat tradisional pada kuartal I 2016 naik 10,5 persen. Industri galian bukan logam naik 8,58 persen dan industri logam dasar naik 7,61 persen.
Sedangkan jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah indusri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, turun 10,85 persen, industri lisrik turun 9,97 persen, dan industri pakaian jadi turun 9,97 persen.
Dilihat dari kuartal IV 2015, terdapat penurunan produksi industri sebesar 1,41 persen dbanding kuartal I 2016. Meski demikian penurunan ini dinilai wajar karena pada kuartal I hasil produksi biasanya kecil. Memasuki kuartal III dan IV jumlah produksi baru diprediksi meningkat tajam.
"Ini memang hampir selalu menurun dulu kalau dibandingkan pada kuartal IV tahun sebelumnya. Tapi ini akan kembali meningkat mendekati akhir tahun," ujar Suryamin di Jakarta, Senin (2/5).
Berbeda dengan industri sedang dan besar, industri mnufaktur mikro dan kecil justru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal IV 2015, sebesar 0,76 persen. Produksi yang mengalami peningkatan adalah industri kertas dan barang dari kertas naik 13,95 persen, industri komputer, barang elektronik dan optik naik 13,35 persen, serta mesin dan perlengkapan naik 12,37 persen.
Suryamin mengatakan, produk makanan yang naik secara tahunan sebesar 6,16 persen merupakan hal yang baik. Hal ini karena dengan pertumbuhan ini maka banyak masyarakat yang memiliki usaha mikro terus berkembang. Pertumbuhan ini dinilai sangat baik untuk pertumbuhan perekonomian masyarakat menengah ke bawah.