Selasa 26 Apr 2016 19:17 WIB

Listrik di Kalimantan akan Gunakan Biomassa dan Biogas

PLN
Foto: dokrep
PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kian terbatasnya sumber energi fosil sebagai bahan bakar energi jangka panjang, telah mendorong PT PLN untuk meningkatkan upaya pengembangan energi alternatif. Salah satunya dengan mengembangkan penggunaan energi listrik Biomassa dan Biogas.

Penggunaan kedua jenis energi alternatif tersebut di kawasan seperti Kalimantan cukup tepat karena energi listrik Biomassa menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Kayu tersebut banyak ditemui di lahan sekitar pembangkit. Kalimantan dengan lahan yang sangat luas memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar.

Sedangkan Biogas  menggunakan gas dari hasil pengolahan limbah sawit. Potensi limbah sawit yang belum dimanfaatkan di Kalimantan Selatan dan Tengah sangat besar.

"Kalsel dan Kalteng mempunyai potensi energi baru dan terbarukan cukup  besar," kata Direktur Regional Kalimantan, Djoko Abumanan, melalui keterangan tertulisnya Senin (25/4).

Untuk itu PT PLN (Persero)  Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN Kalselteng) melakukan kerjasama Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biomassa (PLTBm) berkapasitas 10 Mega Watt (MW) serta Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biogas (PLTBg).

Perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh General Manager PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Purnomo dengan PT Welcron Power Kalimantan (WPK) Mr. Jung Tae Hun untuk PLTBm, serta dengan PT Nagata Bio Energi untuk PLTBg Elan B. Fuadi. Penandatanganan perjanjian ini disaksikan pula oleh Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan.

PLN tidak akan mengandalkan energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit dalam jangka panjang, karena cadangan energi fosil akan habis. Masing-masing perjanjian memiliki jangka waktu kontrak 20 tahun.

Pembangunan pembangkit dari sumber  energi baru dan terbarukan ini juga sejalan dengan  target pemerintah untuk mencapai 25 persen bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025,  serta membantu mengurangi emisi 29 persen pada tahun 2030. "Kerjasama ini wujud komitmen PLN dalam meningkatkan penggunaan Energi yang ramah lingkungan" ujar Djoko.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement