Senin 25 Apr 2016 13:02 WIB

16 Pusat Logistik Berikat Baru Segera Berdiri

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo meninjau Pusat Logistik Berikat (PLB) di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (9/3). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Joko Widodo meninjau Pusat Logistik Berikat (PLB) di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (9/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bekerja sama dengan sejumlah industri segera mendirikan kembali pusat logistik Berikat (PLB). Sebanyak 16 PLB akan dibentuk dalam waktu dekat.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan, sejak pemerintah meresmikan 11 PLB awal Maret, banyak industri dan investor yang silih berganti meminta kerja sama untuk mendirikan PLB.

"PLB ini ada yang bergerak di sektor migas, pertambangan, alumunium, otomotif, kapas, farmasi. Ada juga di sektor timah, ini baru masuk. Supporting maintenance pesawat juga sudah ada," ujar Heru dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (25/4).

‎Heru menjelaskan, saat ini terdapat dua PLB yang menjadi hal baru yaitu PLB di bidang timah dan bidang perbaikan pesawat terbang. Untuk timah dan pesawat, Heru berharap PLB ini bisa menjadi kawasan pusat yang bisa dimanfaatkan secara regional di Asean.

Untuk PT GMF Aeroasia yang bergerak sebagai PLB supporting maintenance pesawat, ini memperlihatkan bahwa saat ini pesawat yang ada di Indonesia bisa melakukan perbaikan pesawat di dalam negeri. Sebab sejauh ini masih ada pesawat yang melakukan perbaikan mesin maupun badan pesawat di luar negeri. Selain itu, perusahaan pesawat yang biasanya melakukan perbaikan di luar negeri, bisa masuk ke PLB di Indonesia saat melakukan perbaikan.

"Ini akan memberikan nilai tambah bagi PLB di Indonesia, di samping pasar domestik kita yang memang sudah tinggi dengan pertumbuhan penumpang pesawat sebesar 19 persen per tahunnya," kata Heru.

Heru menjelaskan, 16 PLB yang akan dibangun ini masih dalam tahap finalisasi. Dia berharap PLB ini bisa segera rampung. Sehingga target pendirian PLB sebanyak 60 di berbagai daerah Indonesia bisa terwujud.

‎Selain mengandalkan industri dalam negeri untuk bekerjasama mendirikan PLB, Heru menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah industri yang ada di luar negeri seperti Malaysia, Belanda, dan Australia. Dari pembicaraan dengan pelaku industri di sana, mereka terlihat tertarik dan berharap bisa mendirikan PLB di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement