REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Analis pasar modal menilai sentimen kinerja keuangan perusahaan tercatat atau emiten periode kuartal I 2016 ditanggapi netral oleh investor sehingga relatif kurang mempengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Fokus investor cenderung tertuju terhadap langkah-langkah Bank Indonesia serta paket kebijakan ekonomi pemerintah dibandingkan kinerja emiten kuartal I 2016," ujar Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo, di Jakarta, Jumat (22/4).
Ia memproyeksikan kinerja emiten kuartal I 2016 akan bervariasi, mengingat sejumlah sentimen yang beredar pada periode itu dinilai kurang mendukung bagi keberlangsungan kinerja emiten. Dia memaparkan bahwa beberapa sentimen yang kurang mendukung di antaranya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) di level tujuh persen, kurs rupiah yang sempat tertekan hingga menyentuh level Rp 14 ribu per dolar AS, hingga sentimen harga minyak dunia yang terperosok ke level 29 dolar AS per barel.
"Sentimen itu diproyeksikan menghambat kinerja emiten kuartal I, sehingga investor cenderung menanggapi netral," katanya.
Lucky mengemukakan bahwa salah satu sektor saham yang pergerakannya di level batas bawah (support) yakni perbankan. Kendati demikian, potensi saham sektor perbankan untuk kembali menguat cukup terbuka, mengingat kinerja sektor itu diproyeksikan positif ke depannya seiring dengan peluang penurunan suku bunga yang dapat menggerakkan aktivitas ekonomi di dalam negeri.
Secara teknikal, kata dia, kondisi saham-saham sektor perbankan juga mulai masuk ke area penguatan dalam jangka menengah dan panjang. Kinerja sektor perbankan yang berada dalam area support dapat dimanfaatkan investor untuk diakumulasi. Secara umum, ia memproyeksikan, kinerja emiten pada 2016 ini mayoritas akan mencatatkan hasil positif menyusul fundamental ekonomi nasional yang akan tumbuh.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya optimistis terhadap kinerja emiten pada 2016 akan positif, seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dapat di atas lima persen pada 2016 atau lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,79 persen.
"Kami yakin ekonomi 2016 di atas lima persen, saya percaya itu," katanya.