REPUBLIKA.CO.ID,CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Selasa (12/4), meski dolar AS dan ekuitas AS berbalik menguat atau rebound.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni naik 2,9 dolar AS, atau 0,23 persen, menjadi 1.260,90 dolar AS per ounce.
Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen mengindikasikan bahwa bank sentral akan bersabar dalam menaikkan suku bunga acuannya, sehingga menempatkan tekanan pada dolar AS dan ekuitas AS pekan ini. Pelemahan dolar menyebabkan kenaikan dalam emas. Pedagang masih percaya bahwa prospek jangka pendek untuk logam mulia kuat.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang utama, naik 0,09 persen menjadi 94,09 pada pukul 17.25 GMT, menambahkan beberapa tekanan terhadap emas yang biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS. Logam mulia berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika Dow Jones Industrial Average AS naik 147 poin, atau 0,84 persen pada pukul 17.30 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik karena investor mencari tempat yang aman. Sementara itu, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka biasanya logam mulia akan turun.
Dengan tidak adanya laporan ekonomi utama pada Selasa, para pedagang bersikap hati-hati memantau aktivitas dolar AS untuk pengaruh potensialnya terhadap emas, dan juga menunggu banyak data ekonomi yang akan dirilis pekan ini. Data penjualan ritel dan indeks harga produsen akan dirilis pada Rabu, indeks harga konsumen dan klaim pengangguran mingguan pada Kamis, dan laporan produksi industri pada Jumat.
Perak untuk pengiriman Mei naik 24,6 sen, atau 1,54 persen, menjadi ditutup pada 16,222 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli, naik 8,9 dolar AS, atau 0,90 persen, menjadi ditutup pada 999,70 dolar AS per ounce.