Kamis 31 Mar 2016 14:44 WIB

Inka Ekspor 150 Unit Gerbong Kereta ke Bangladesh

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja menyelesaikan pekerjaan bagian bawah kereta di Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jatim.
Foto: antara
Pekerja menyelesaikan pekerjaan bagian bawah kereta di Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – PT Industri Kereta Api (Inka) melakukan pengiriman ekspor pertama ke Bangladesh berupa gerbong kereta penumpang, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (31/3). Untuk pengapalan pertama ini, gerbong kereta yang dikirim sebanyak 15 unit.

Direktur Utama PT Inka, R Agus H Purnomo, mengatakan, pengiriman gerbong kereta ke Bangladesh tersebut merupakan bagian dari proyek pembelian 150 gerbong kereta penumpang oleh Bangladesh Railway ke PT Inka. Nilai kontrak dari pemesanan gerbong kereta tersebut mencapai hampir 73 juta dolar AS. Artinya, setiap gerbong kereta dijual seharga sekitar 486,6 ribu dolar AS.

“Secara bertahap, hampir setiap bulan akan kami kirim gerbong kereta ke Bangladesh, sampai akhir tahun,” kata Agus dalam acara Ekspor Perdana Kereta Penumpang Produksi PT Inka ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (31/3).

Agus menjelaskan, pendanaan untuk produksi gerbong kereta tersebut merupakan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)- Indonesia Eximbank. Nilai pembiayaan yang disepakati maksimal Rp 300 miliar untuk jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2016. Pembiayaan tersebut menggunakan skim national interest account (NIA). Pengiriman gerbong kereta akan dilakukan secara bertahap mulai 31 Maret 2015 sampai Agustus 2016.

Menurutnya, pembiayaan dengan skim NIA kepada PT Inka tersebut memberikan multiplier effect  kepada industri besar dalam negeri, industri mikro, kecil dan menengah, serta penyerapan tenaga kerja. Sebab, proyek tersebut memiliki tingkat kandungan dalam negeri  (TKDN) mencapai 70 persen. Sehingga mampu menggerakkan sektor riil dan manufaktur dalam  negeri.

Sedangkan, 30 persen komponen gerbong kereta yang masih diimpor antara lain roda, as roda, bearing, dan klager. Sebab, komponen-komponen tersebut belum bisa diproduksi di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement