Kamis 31 Mar 2016 12:50 WIB

Daerah Miskin Sumber Daya Alam Didorong Jadi Kota Kreatif

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf
Foto: istimewa
Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota dan kabupaten di Indonesia yang miskin sumber daya alam didorong menjadi kota berbasis industri kreatif. Tumbuh kembang daerah baru yang tidak bertumpu pada  sumber daya alam akan menjadikan sektor jasa dan perdagangan sebagai alternatif tulang punggung ekonomi suatu daerah.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan industri kreatif seringkali dipandang sebelah mata. Kondisi ini dikarenakan industri ini jarang dipetakan secara rinci, diperkenalkan secara luas, dan sulit mengukur potensinya yang sedemikian kompleks.

Faktanya, industri kreatif secara global melibatkan lebih dari 144 juta pekerja, memiliki nilai ekonomi lebih dari 4,29 triliun dolar AS, dan nilai ekspor mencapai 649 miliar dolar AS. Di samping itu industri kreatif berkontribusi 6,1 terhadap perekonomian dunia. "Untuk itu kita perlu mengambil risiko inovasi dan adopsi cepat," kata Triawan dalam Indonesia Creative Cities Conference 2016 pada Kamis (31/3) di Malang.

Penyelenggaraan ICCC kedua ini diharapkan mampu menemukan potensi kreatif dan inovasi dari setiap kabupaten dan kota di Indonesia. Potensi tersebut didorong agar dapat menjadi daya ungkit utama bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat. "Tidak seperti sumur-sumur minyak, sumur-sumur kreativitas takkan pernah kering," ujarnya.

Ditetapkannya Pekalongan sebagai Kota Batik dan Bandung sebagai Kota Kreatif oleh UNESCO diharapkan menjadi motivasi bagi daerah lain untuk memunculkan potensi kreatifnya. Melalui ICCC, Bekraf akan mendorong lebih banyak tercipta kota dan kabupaten kreatif lain.

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Malang M.Anton mengungkapkan kota yang dipimpinnya ini siap menjadi lumbung industri kreatif. Optimisme ini ditopang sumber daya manusia Bumi Arema yang penuh talenta. Dari 16 subsektor kreatif yang ditangani Bekraf, hampir semua subsektor ada di Malang. "Mulai dari industri kuliner, fashion, hingga animasi dan aplikasi ada di Malang," ungkapnya.

Ketua Indonesia Creative Cities Network Paulus Mintarga menambahkan pembangunan ekonomi perlu diimbangi dengan pembangunan sosial, budaya, dan lingkungan yang berkelanjutan di perkotaan.

Baca juga: Pasar Ekonomi Kreatif akan Diperluas Hingga Ekspor

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement