REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, kerja sama Indonesia-Australia akan bertransformasi dari sektor pertanian dan industri ke sektor jasa dan digital economy. Hal ini disampaikan dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economis Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Mengikuti perkembangan dan tren di abad ke-21, maka fokus IA-CEPA akan bergeser ke sektor jasa dan ekonomi digital. Untuk itu Indonesia membutuhkan banyak pekerja profesional di berbagai bidang," ujar Thomas dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/3).
Thomas menjelaskan, Indonesia melirik sejumlah sektor salah satunya menambah lapangan kerja baru di bidang jasa seperti perawat, juru masak, fashion and jewellery designers. Selain itu, Indonesia juga akan menjalin kerja sama di bidang vocational training dan capacity building dengan Australia. Dengan demikian, kesempatan magang di Australia juga akan makin terbuka.
Menurut Thomas, pada bidang fashion kedua negara sepakat untuk berkolaborasi dan saling bertukar desainer muda. Setiap perwakilan Indonesia di luar negeri nantinya diharapkan menyediakan fashion support. Australia bahkan menggunakan fashion diplomacy untuk mempromosikan industri fashion dalam negerinya.
Selain itu, Thomas juga menawarkan Australia untuk melakukan joint venture di kawasan ekonomi khusus di Jawa Barat. Melalui joint venture tersebut diharapkan terbangun kerja sama di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol. Thomas menjelaskan, Indonesia dan Australia telah sepakat bahwa skema IA-CEPA akan menggunakan high technology di sektor tradisional, serta ditargetkan dapat diselesaikan dalam jangka waktu 18 bulan ke depan.
"Diharapkan ke depannya, kolaborasi kedua negara dapat menciptakan power house Asia," kata Thomas.
Thomas telah menghidupkan kembali Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA-BPG) untuk memaksimalkan perundingan IA-CEPA yang akan dimulai pada Mei 2016. Sebagai langkah awal telah dibahas beberapa early outcomes yang dibagi menjadi advanced outcomes meliputi program daging dan ternak, serta pertukaran keterampilan. Early outcome ini dapat diimplementasikan dalam waktu enam bulan, sedangkan developing outcomes masih memerlukan kajian lebih lanjut.
Di sektor jasa, Thomas berencana menjalin kerja sama di bidang vocational training untuk perawat Indonesia atau joint research. Menurut Thomas, University of Sydney saat ini sedang menyusun kurikulum kompetensi agar alumni dapat bekerja sebagai registered nurses.
Selain itu, Thomas juga menyatakan akan menjalin kerja sama dengan Australia di sektor perbankan dalam pengelolaan aset. Sebagai negara dengan jumlah populasi dan jumlah penduduk usia produktif yang tinggi, aset-aset Indonesia dapat dikelola secara ekonomis. Aset tersebut akan diinvestasikan di beberapa sektor, seperti pendidikan, pembangunan jalan tol, peternakan, dan water management .