REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan, investor Korea Selatan telah menyampaikan minat investasi di sekitar e-commerce senilai Rp 10 juta dolar AS. Keseriusan ini dibuktikan dengan adanya MoU antara investor Korea Selatan tersebut dengan salah satu group perusahaan di Indonesia sebagai mitra lokal.
"Perusahaan memiliki minat di beberapa bidang usaha, yakni webportal (e-coupon), e-commerce, dan perdagangan besar. Investasi ini merupakan lanjutan dari diskusi pada saat kunjungan kami ke Seoul beberapa waktu lalu," kata Franky dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/3).
Potensi sektor e-commerce di Indonesia sangat besar sehingga membuat investor Korea Selatan tersebut tertarik untuk menanamkan modalnya. Menurut Franky, sektor e-commerce memiliki jangkauan bidang usaha yang luas sehingga tidak hanya menyangkut pengusaha besar saja, namun juga dapat menjalin kerja sama dengan usaha kecil menengah serta memiliki nilai tambah.
Franky menambahkan, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia. Realisasi investasi Korea Selatan selama 2015 tercatat mencapai Rp 15,1 triliun, terdiri dari 2.329 proyek. Sedangkan, sejak 2010 sampai 2015 realisasi investasi mencapai Rp 79,6 triliun.
"Investasi dari Korea Selatan dalam lima tahun terakhir selalu berada di peringkat lima teratas dan menjadi salah satu sumber utama investasi di Indonesia," kata Franky.
Korea Selatan termasuk dalam sembilan negara prioritas investasi selain Cina, Taiwan, Timur Tengah, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Investai yang masuk dari Korea Selatan pada 2015 mencpai 1,2 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 7,6 persen dari tahun sebelumnya.