Selasa 15 Mar 2016 14:21 WIB

Indonesia dan Australia akan Revitalisasi Kerja Sama Perdagangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan akan merevitalisasi kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Australia. Revitalisasi ini bertujuan untuk mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan yang lebih luas antara kedua negara.

"Saat ini hubungan kedua negara sedang harmonis. Kedua kepala negara dan kabinetnya sama-sama berkomitmen memanfaatkan momentum ini agar bergerak ke level yang lebih tinggi," ujar Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/3).

Thomas menjelaskan, dalam lima tahun terakhir yakni pada 2011-2015 total perdagangan bilateral kedua negara rata-rata turun 4,25 persen dari 10,8 miliar dolar AS menjadi 8,5 miliar dolar AS. Investasi Australia di Indonesia juga turun menjadi 104,6 juta dolar AS pada 2015, dan saat ini Australia menjadi negara investor peringkat ke-12 di Indonesia.

Menurut Thomas, pertemuan bilateral ini memiliki arti penting sebab, kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Kedua negara membutuhkan platform kerja sama baru yang lebih maju dan modern di berbagai aspek ekonomi seperti barang, jasa dan investasi, serta capacity building.

"Untuk itu, Indonesia dan Australia sepakat mengaktifkan kembali perundingan kemitraan ekonomi secara komprehensif melalui framework Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)," kata Thomas.

Thomas mengatakan,  IA-CEPA memiliki keunikan dibandingkan kerja sama FTA Indonesia dengan negara mitra lainnya. Menurutnya, dalam IA-CEPA sektor-sektor kerja sama yang dilakukan sangat signifikan bagi kedua negara. Sektor yang dapat didorong dari pengaktifan IA-CEPA adalah jasa keuangan, jasa pendidikan, dan jasa tenaga kerja seperti penempatan tenaga kerja perawat dan care giver. Selain itu, ada pula tenaga kerja pemetik/pemanen buah asal Indonesia untuk dapat bekerja di Australia.

Menurut Thomas, dengan diaktifkannya IA-CEPA diharapkan dapat dijajaki early outcomes yang segera dapat diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh kedua pihak. Thomas dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke tiga kota di Australia yakni Sydney, Canberra, dan Melbourne. Kunjungan kerja akan berlangsung pada 15-18 Maret 2016.

Selama di Australia Thomas juga diagendakan bertemu dengan beberapa  pejabat negara, seperti Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce, Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Menteri Perdagangan Steven Ciobo, dan  Special Envoy for Trade Australia Andrew Robb, Menteri Imigrasi dan Perbatasan Australia Peter Dutton, serta Premier NSW Mike Baird. Selain itu, Thomas juga akan melakukan berbagai pertemuan dengan kalangan pelaku usaha, dalam format forum bisnis di Sydney dan Melbourne.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement