Ahad 13 Mar 2016 06:35 WIB

Ini Alasan Indonesia Masih Kesulitan Ekspor Kopi Bubuk

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja memasak kopi jenis robusta secara tradisional di salah satu tempat produksi pengolahan bubuk kopi di Desa Ie Masen, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (17/2)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pekerja memasak kopi jenis robusta secara tradisional di salah satu tempat produksi pengolahan bubuk kopi di Desa Ie Masen, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (17/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kopi Nuril Hakim Yohansyah mengapresiasi usulan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang mendorong Indonesia mengekspor kopi jadi. Selama ini, Indonesia lebih banyak mengekspor kopi dalam bentuk biji dibanding kopi jadi (kopi bubuk). "Usulan itu bagus. Pengusaha kopi pun sudah mulai mengekspor kopi jadi (dalam bentuk bubuk)," ujarnya kepada Republika.co.id, baru-baru ini. 

Menurut dia, tanpa diminta pemerintah, eksportir ingin mengekspor kopi bubuk saja (tanpa mengekspor biji kopi). Namun hal itu masih sulit karena tingginya permintaan konsumen luar negeri terhadap biji kopi Indonesia. 

Untuk itu sebaiknya pemerintah jangan dulu membuat perintah pelarangan ekspor biji kopi. "Karena akibatnya petani kopi akan menderita, produksi kopi tidak ada yang membeli," kata pria pernah menjadi Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jakarta ini. 

(Baca Juga: Total Ekspor Biji Kopi Indonesia Capai 500 Ton)

Menurut dia, negara luar lebih menyukai impor biji kopi dibanding kopi jadi. Biji-biji kopi tersebut akan digunakan untuk membuat kopi bubuk sendiri. Mereka pun akan mendapat nilai tambah dari prduktivitas biji kopi menjadi kopi bubuk. 

Pria yang akrab disapa Udo ini memberikan sebuah ilustrasi. Kopi biji yang dijual di Starbucks diproduksi di Seatle, Amerika Serikat (AS) merupakan impor dari Brazil, Columbia, dan Costarica. Jenis Arabica 30 persen impor dari Indonesia juga Vietnam. 

Harga jual kopi tersebut di Indonesia per kemasan 250 gram Rp 100 hingga Rp 125 ribu jenis Arabica. Ada juga campuran Robusta 30 persen. Jadi harga satu kilogram kopi di Starbucks, Coffe Bean, dan kedai kopi modern semacamnya Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu. Padahal harga di Indonesia untuk jenis Robusta rata-rata hanya Rp 18 ribu per kilogram dan Arabica Rp 35 ribu per kilogram. Sebagai catatan, franchise Starbucks di seluruh dunia membeli kopi biji dari Starbucks yang diproduksi di Seatle.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement