REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Indonesia belum menggarap secara maksimal sektor energi dan pangan. Padahal, kedua sektor tersebut menjadi modal penting dalam menghadapi era persaingan global.
Jokowi menyebut, jumlah penduduk dunia pada 2043 akan mencapai 12,3 miliar. Pada saat itu, kata Jokowi, dunia akan memperebutkan dua hal yakni energi dan pangan.
"Keuntungan kita dibanding negara lain, kita punya energi fosil, energi baru terbarukan, pangan juga kita punya. Tapi, belum dikelola dengan baik," kata Jokowi di Universitas Sebelas Maret (UNS), berdasarkan siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Jumat (11/3).
Jokowi mencontohkan, di sektor pangan, Indonesia memiliki lahan siap tanam di Merauke, Papua, yang sangat luas. Bahkan, bisa menutupi kekurangan stok beras yang acapkali terjadi.
"Kalau 4,2 juta hektar lahan di Merauke ditanam padi sudah melebihi produksi nasional kita pada satu kali panen," ucapnya.
Di sektor energi, Indonesia juga memiliki hampir semua sumber daya alam dan energi baru terbarukan yang bisa dimanfaatkan di masa mendatang, hanya saja belum dikelola dengan baik. "Karena strategi manajemen ekonomi tidak dirancang dengan baik. Ini masalah manajemen pengelolaan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Pertanyakan Serapan Bulog Minim Saat Panen