REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Kamis (Jumat pagi WIB), akibat meningkatnya keraguan tentang apakah produsen-produsen besar yang dipimpin oleh Rusia dan Arab Saudi akan bertemu bulan ini untuk membahas batas produksi minyak mentah.
Pada penutupan perdagangan di New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 45 sen dari Rabu menjadi 37,84 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei anjlok 1,02 dolar AS menjadi 40,05 dolar AS per barel di perdagangan London.
Andy Lipow dari konsultasi Lipow Oil Associates mengaitkan penurunan harga minyak dengan laporan bahwa pertemuan para produsen utama untuk mengatasi kelebihan pasokan pasar pada 20 Maret, cenderung tidak dapat dilakukan karena Iran telah menolak untuk menyetujui pembatasan produksi. "Pasar menjual sedikit pada hari ini karena ada beberapa skeptisisme apakah benar-benar akan terjadi pertemuan di Rusia pada 20 Maret. Jika itu terjadi, itu akan menunjukkan bahwa masih ada beberapa perselisihan antara produsen-produsen OPEC dan non-OPEC tentang target tingkat produksi," katanya.
Ide pembekuan produksi muncul dalam diskusi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia pada Februari setelah peningkatan produksi global Januari, menambah membanjirnya pasokan. Analis memperkirakan Iran tidak ingin bergabung karena sedang membangun kembali pangsa pasarnya setelah Barat mencabut sanksi-sanksi nuklir pada ekspornya pada Januari.
"Tampaknya keengganan Iran untuk mempertimbangkan pembekuan produksi akan menggagalkan pertemuan dan bahkan bisa membunuh pembekuan itu sendiri," kata Jasper Lawler di CMC Markets.
Namun, harga minyak mentah bertahan di tingkat terbaik sejak awal tahun, didukung oleh tanda-tanda bahwa produksi AS sedang menurun dalam menanggapi harga rendah dan kemungkinan perbaikan ekonomi Cina yang merupakan pengimpor minyak mentah utama dunia. Meski demikian, kenaikan harga minyak diprediksi tak berkelanjutan.
"Saya masih belum condong ke arah harga bergerak naik secara berkelanjutan karena fundamental tidak berubah," kata analis Phillip Futures, Daniel Ang.