Selasa 08 Mar 2016 16:56 WIB

Investor Jepang Siap Bangun Pembangkit Listrik di Sumatera Utara

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pembangkit listrik, ilustrasi
Foto: Antara
Pembangkit listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modaal (BKPM) telah menerima minat investasi senilai 75 juta dolar AS dari Jepang untuk membangun pembangkit listrik mini hydro di 15 titik di Indonesia. Pada tahap awal investor akan membangun konstruksi pada tahun ini di Sumatera Utara dengan nilai mencapai 15 juta dolar AS.

"Perusahaan saat ini fokus dalam pengembangan renewable energy di indonesia," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, Selasa (8/3).

Menurut Franky, dua pembangkit listrik mini hydro yang akan dibangung di Sumatera Utara memiliki kapasitas 7,8 MW dan 8,2 MW. Perusahaan saat ini sedang dalam proses pembahasan mengenai Purchase Power Aggreement (PPA) dengan BUMN kelistrikan. Franky menambahkan, dengan adanya PPA, perusahaan akan mendapatkan kepastian dalam melakukan investasi.

Selain itu, perusahaan asal negeri Sakura tersebut juga berminat untuk mendirikan holding company di Indonesia. Franky mengatakan, BKPM siap memfasilitasi perusahaan dengan fasilitas layanan izin investasi 3 jam.

Sementara itu, Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan siap mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor ketenagalistrikan tersebut. Minat investasi yang disampaikan akan berkontribusi positif pada pencapaian target investasi nasional tahun ini yang ditargetkan mencapai Rp 594,8 triliun.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar dolar AS, dengan total 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

Sedangkan untuk komitmen investasi Jepang pada 2015, nilainya mencapai 8,1 miliar dolar AS atau meningkat 95 persen dari tahun sebelumnya. Komitmen investasi tersebut berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement