Jumat 04 Mar 2016 16:28 WIB

BI Nilai Penguatan Rupiah Bukti Perbaikan Ekonomi Domestik

Rep: C37/ Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai, ekonomi domestik semakin membaik, yang ditunjukan dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir ini, bahkan hingga ke Rp 13.100 pada hari ini (4/3). Hal itu disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan realisasi anggaran yang baik oleh pemerintah.

Gubernur BI, Agus Martowardojo menjelaskan, penguatan mata uang terhadap dolar AS tidak hanya terjadi pada mata uang RI, namun juga negara lainnya secara regional.

"Secara umum kalau beberapa hari ini rupiah stabil dan cenderung menguat, dalam pengamatan kami itu memang di regional beberapa negara mengalami kondisi seperti itu. Di global, Cina mengurangi reserve requirement-nya (Giro Wajib Minimum), dan kemudian dampaknya ke beberapa negara terjadi penguatan dari mata uangnya," kata Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Jumat (4/3).

Menurut Agus, secara umum kondisi ekonomi global masih cukup mengkhawatirkan. Bahkan, upaya perbaikan kondisi ekonomi berjalan pelan sekali dan cenderung memburuk.

Selain itu, ada faktor lain seperti harga komoditas misalnya harga minyak dunia, serta negara-negara di Eropa dan Jepang yang mengeluarkan kebijakan tak umum seperti kebijakan suku bunga negatif. "Kondisi ini tentunya akan berdampak bagi ekonomi domestik," ujarnya.

Sementara ekonomi domestik, kata Agus, terus menunjukkan kondisi yang cukup baik berkat peran pemerintah yang telah melakukan lelang proyek menjelang akhir 2015. Sehingga investasi di infrastruktur dan realisasi anggaran awal tahun ini memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Di tahun ini juga seperti itu, lagi-lagi realisasi anggaran di awal tahun menunjukan kondisi yang baik. Kita harapkan swasta juga mengikuti, termasuk swasta di bidang investasi yang nonbangunan itu belum cukup bergerak. Kita harapkan di kuartal II dan III nanti sudah akan lebih terlihat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement