REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom BCA David Sumual mengatakan jika inflasi di bulan Maret ini akan rendah atau deflasi. Hal ini dikarenakan stok pangan yang dinilai cukup dan tidak akan mengakibatkan kenaikan harga bahan pokok.
"Dari data Kemendag saya lihat harga bahan pokok mengalami penurunan ya. Sehingga kalau harga volatile food ini turun, akan deflasi. Mungkin sekitar 0 persen hingga minus 0,2 persen," kata David Sumual saat dihubungi Republika, Ahad (28/2).
Menurut David, berdasarkan data dari beberapa lembaga pemerintah menyebutkan jika stok pangan mencukupi, apalagi mendekati masa panen. Beberapa bahan pokok yang penting seperti beras dan cabe, terpantau mencukupi. Sehingga harga-harga tidak akan naik.
Sebelumnya harga pangan sempat naik di bulan Januari karena tidak ada kesesuaian data dari beberapa lembaga pemerintah mengenai stok bahan pangan. Bahkan kurangnya stok jagung berpengaruh terhadap mahalnya harga ayam.
"Seperti ayam. Kan sempat dibunuh-bunuh karena dibilangnya kelebihan stok. Ternyata nggak kan. Ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah, kesesuaian data," katanya.
Menurutnya inflasi menang lebih banyak dipengaruhi oleh volatile food. Sementara untuk inflasi administered prices, diperkirakan relatif aman seiring dengan masih rendahnya harga minyak dunia. Berbeda dengan inflasi dari volatile food yang masih menyimpan risiko dari tidak stabilnya harga pangan.