REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Pemanfaatan jaringan gas kota dengan bahan bakar gas alam ke rumah tangga di Indonesia masih sangat minim. Sebagian besar rumah tangga di Indonesia menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang dikemas dalam tabung, seperti merek dagang Elpiji dan Blue Gas.
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menjadi salah satu kabupaten dengan pelanggan jaringan gas kota terbanyak yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero) melalui afiliasinya PT Pertagas Niaga. Salah satu warga Desa Kedung Turi, Kabupaten Sidoarjo Ngatupah sudah menggunakan jaringan gas kota untuk urusan dapur sejak satu tahun terakhir. Menurutnya, menggunakan jaringan gas kota terhitung lebih murah ketimbang LPG.
"Lebih enak soalnya nggak harus masang-masang tabung, justru saya ndak bisa kalau disuruh masang tabung sendiri mesti nyuruh anak saya," ujar Ngatupah kepada Republika.co.id, Jumat (26/2).
Ngatupah mengatakan, dalam satu bulan dia mengeluarkan kocek yang bervariasi untuk membayar jaringan gas kota tersebut. Rata-rata pengeluaran membayar gas sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu, dan ketika Idul Fitri dia biasanya mengeluarkan biaya mencapai Rp 70 ribu karena urusan dapur lebih sibuk untuk memasak ketupat dan lauk pauknya. Sedangkan, jika menggunakan tabung gas dibutuhkan empat tabung gas berukuran 3 kg dalam satu bulan.
Sejauh ini, Ngatupah mengaku tidak pernah mengalami kendala dalam menggunakan jaringan city gas. Menurutnya, dengan jaringan city gas dia tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu kehabisan gas.
"Kalau pake pipa gas,nggak takut bakal habis karena ngalir terus," kata ibu paruh baya tersebut.
Sejak November 2015, Pertagas Niaga mengelola sekitar 6.500 sambungan rumah tangga di Kelurahan Ngingas, Wedoro, Tambak Sawah, dan Medaeng. Sebelumnya, sambungan jaringan gas kota tersebut dikelola oleh PT Petrogas Jatim Utama yang telah habis masa kontraknya pada November 2015.
Rencananya, pada April 2016 Pertamina akan mengalirkan gas ke 3.850 sambungan rumah tangga tahap kedua yang berada di wilayah Kedung Banteng, Kali Dawir, Gempol Sari, Kedung Turi, Kali Tengah, Kludan, Ngaban, dan Desa Putat. Jargas Kabupaten Sidoarjo memperoleh alokasi gas dari Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) Lapindo Brantas, dengan pasokan sebesar 0,2 mmscfd untuk jangka waktu lima tahun. Selanjutnya, warga daapat memanfaatkan jaringan gas kota ini dengan tarif Rp. 3.148 per m3.