Kamis 12 Oct 2023 16:40 WIB

Pemerintah Targetkan Peningkatan Hingga 2,5 Juta Jaringan Gas 2024

Saat ini jaringan gas rumah tangga mencapai angka 835 ribu jaringan.

Dukungan diwujudkan PGN dengan memperluas jaringan infrastruktur gas bumi ke berbagai daerah, sehingga penyerapan gas bumi di sentra-sentra industri semakin bertambah.
Foto: PGN
Dukungan diwujudkan PGN dengan memperluas jaringan infrastruktur gas bumi ke berbagai daerah, sehingga penyerapan gas bumi di sentra-sentra industri semakin bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah menargetkan peningkatan hingga 2,5 juta jaringan gas rumah tangga pada tahun 2024.

“Progres jaringan gas selama ini sambungan rumahnya baru mencapai 835 ribu rumah, di mana 241 ribu itu dari PGN pendanaannya, sedangkan 594 ribu dari pemerintah. Tentu jaringan gas ini menjadi perhatian pemerintah, agar jaringan gas ini bisa dinaikkan di tahun 2024, di angka 2,5 juta jaringan,” kata Airlangga.

Baca Juga

Demikian disampaikan Airlangga seusai menghadiri rapat internal dengan Presiden Joko Widodo membahas peningkatan penggunaan jaringan gas rumah tangga dan pendistribusian LPG tabung 3 kilogram di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Airlangga mengatakan, diperlukan revisi Peraturan Presiden (Perpres) sehingga memungkinkan swasta bisa ikut pengembangan jaringan gas kota. Menurutnya, dalam Perpres nantinya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan ditunjuk selaku penanggungjawab Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Dia menyampaikan jaringan gas rumah tangga perlu diperluas karena angka 835 ribu jaringan saat ini terlampau rendah.

Kan targetnya semula 4 juta jaringan. Cuma dari pencapaian 800 ribu ini target 4 juta di 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835 ribu sambungan sekarang, diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 2,5 juta jaringan, tapi yang kerja nanti pihak swasta,” jelasnya.

Oleh sebab itu, kata dia, diperlukan perpres agar pihak swasta bisa melakukan KPBU.

“Ini harus meyakinkan mereka mendapat harga di 4,72 (dolar AS per MMBtu). Kalau tidak dapat di harga 4,72 tidak terjadi juga switching antara LPG dengan jaringan gas,” ujarnya.

Airlangga mengatakan SKK Migas akan diberi tugas sebagai agregator agar menyuplai LPG di angka 4,72 dolar AS per MMBtu. Di sisi lain Presiden juga meminta untuk mencari cara agar lapangan-lapangan LPG yang berpotensi memproduksi LPG bisa terus didorong.

“Tentu harus ada kebijakan pemberian harga dari Pertamina. Beberapa hal itu yang tadi diminta difinalisasi,” kata Airlangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement