REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM tengah menyasar kerja sama di sektor migas dengan Iran setelah pencabutan sanksi internasional terhadap negara itu sejak Januari lalu.
Menteri ESDM Sudirman Said seusai membuka seminar "Pelaksanaan Permen 37/2015 di Tengah Plus Minus Implementasi Tata Kelola Migas Nasional" di Jakarta, Rabu (2/2), mengatakan pihaknya menggelar pertemuan dengan delegasi Iran di Bogor, Selasa (23/2).
"Di Bogor kemarin ada sesi (pembahasan) mengenai minyak, migas. Ada sembilan atau sepuluh peluang yang sedang dijajaki lebih jauh," katanya.
Mantan Dirut PT Pindad itu menjelaskan, kerja sama yang telah lama dirintis kedua negara di antaranya terkait impor minyak, kondensat, dan elpiji. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa tandatangan kontrak," ungkapnya.
Sudirman mengatakan pertemuan dengan Iran telah intens dilakukan pemerintah. Kedua belah pihak bahkan telah beberapa kali melakukan kunjungan dan terus menjajaki peluang investasi di berbagai bidang, termasuk listrik dan industri penunjang.
"Di Bali, sebelumnya, juga sudah ada sesi (pertemuan) soal rig dan industri penunjangnya," katanya.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan pertemuan dengan delegasi Iran pimpinan Dirjen Migas Kementerian Energi Iran beserta badan usaha negara tersebut itu membahas banyak hal. "Ada pembahasan untuk bekerjasama di sisi hulu, di mana kami melakukan pertukaran data dan teknologi," ujarnya.
Pemerintah Indonesia, kata Wiratmaja, juga mengundang investor Iran untuk berinvestasi di Indonesia. Sebaliknya, Iran pun mendorong investasi pengusaha Indonesia di negeri minyak tersebut.
"Lainnya, di sektor pengolahan, kami mendorong suplai kondensat, minyak dan elpiji Iran ke Indonesia. Juga tentang pengembangan hidrokimia serta capacity building," katanya.
Wiratmaja mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti pertemuan tersebut dengan kunjungan delegasi Indonesia ke Iran pada Maret mendatang. "Kalau soal nilai investasinya belum disepakati. Untuk realisasi pembelian crude oil dan elpiji juga jumlahnya masih didiskusikan," ujarnya.