REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatatkan kenaikan penjualan listrik pada Januari 2016. Penjualan listrik naik 7,54 persen dari 16,34 Terra Watt Hour (TWh) pada Januari 2015 menjadi 17,57 TWh Januari tahun ini.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menyebutkan, kenaikan penjualan terjadi lantaran penggunaan listrik golongan industri skala besar atau golongan I4.
"Kita sangat tertolong pada Januari jadi tidak aneh karena kenaikan dari I4 yang biasanya dia turun, ini dia naik. I4 selama ini dia sepanjang 2015 sampai semester 1, lewat itu dia turun terus, mulai Agustus dia naik dan naik konsisten sampai Januari," papar dia di kantornya, Jakarta, Kamis (18/2).
Dia mengatakan, industri skala besar yang mendongkrak penjualan listrik awal tahun ini adalah industri semen, kimia, dan sebagian dari logam. Menurutnya, industri tersebut mulai kembali pulih dari perlambatan.
"Terutama naik adalah semen, kimia, dan sebagian logam, walau ada baja yang belum pulih. Industri di atas sudah mulai pulih dari data pelanggan per pelanggan, semen mulai pulih semester II. Industri konstruksi sudah mulai bergerak juga karena semen dan konstruksi ini indikator karena dia yang gerakkan perekonomian," kata dia.
Selain itu, kebijakan paket ekonomi jilid III yang dirilis pemerintah pada Oktober 2015 lalu ikut menggairahkan iklim industri. Benny mengungkapkan, dua program yang dikeluarkan melalui paket kebijakan tersebut yakni promo diskon tarif listrik industri dari pukul 23.00 hingga 08.00 serta penundaan pembayaran 40 persen rekening listrik bagi industri padat karya cukup ampuh menaikkan konsumsi listrik bagi golongan industri.
Baca juga: Insentif Listrik Bagi Industri Kurang Diminati