REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro meminta para agen penjual sukuk ritel seri SR008 fokus pada isu pembangunan bangsa ketimbang hanya menyebut besaran imbal hasil.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta agen penjual SR008 tidak hanya jualan imbal hasil, tapi juga mengedukasi dan mengajak investor berpartisipasi dalam pembangunan nasional, apalagi bagi investor baru. Sebab secara tidak langsung, sukuk ritel ikut memperbaiki kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.
''Agen harus menjangkau orang baru agar basis investor domestik bertambah luas. Edukasi investor pemula juga kelak bisa membuat mereka kenal instrumen investasi secara bertahap," kata Bambang dalam pembukaan masa penawaran SR008 di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (18/2).
Pemerintah berharap ke depan imbal hasil sukuk ritel bisa lebih rendah dari saat ini 8,30 persen untuk SR008. Di satu sisi, ini memang bagus bagi investor. Tapi bagi pemerintah, ada beban tambahan untuk membayar kewajiban.
Pemerintah berharap imbal hasil yang lebih kecil tidak membuat investor lari karena daya tarik surat utang ritel bukan pada imbal hasil saja, tapi partisipasi membangun Indonesia.
Pada 2015, alokasi dana sukuk yang terkumpul sebesar Rp 7,1 triliun digunakan untuk membangun KUA di beberapa provinsi, infrastruktur perguruan tinggi agama Islam, jalan dan jembatan di beberapa provinsi serta jalur kereta api Jabodetabek, Jawa Tengah dan Sumatra.
Pada tahun ini, pemerintah rencananya pemerintah akan melanjutkan pembangunan proyek pembangunan infrastruktur pada 2015 dengan dana Rp 13,57 triliun dari sukuk.
Baca juga: Terbitkan Sukuk Perdana, Kenya akan Kaji Ulang Aturan