REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyambut baik rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membentuk induk perusahaan (holding) yang menaungi bank-bank BUMN. Menurutnya, banyak manfaat yang dapat diambil dengan melakukan holding. Salah satunya yaitu perencanaan strategis dan bussiness plan yang dapat diselaraskan.
Agus menjelaskan, bank-bank BUMN mayoritas merupakan milik pemerintah, dengan 51 persen sahamnya dimiliki negara. Apabila akan dibentuk holding, menurutnya itu adalah bentuk perbaikan sepanjang memang dikelola secara profesional mematuhi prinsip-prinsip kehati-hatian.
“Karena dengan adanya holding, bisa melakukan penyelarasan business plan. Jadi misalnya ada empat bank, yang satu diminta untuk lebih fokus pada perumahan, satu diarahkan untuk ekspor impor, yang satu untuk pengembangan sektor-sektor tertentu, itu bisa dilakukan dengan adanya holding,”ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (18/2).
Hal itu merupakan manfaat awal yang bisa diambil. Manfaat yang lebih besar, kata Agus, kalau diteruskan menjadi merger. Bentuk merger itu tentu akan dilakukan dengan cara meningkatkan nilai, jangkauan, dan melakukan efisiensi.
“Sehingga misalnya 4 kantor kan pasti ada 4 treasury, ada 4 dewan direksi, itu kan bisa menjadi lebih sedikit, dan itu kan manfaat dari merger,”imbuhnya.
Manfaat lainnya, kata dia, yaitu diyakini jajaran komisaris direksi bisa saling dibandingkan. Peran pemegang saham juga dapat direspon lebih cepat dengan status holding tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk induk perusahaan (holding) yang menaungi bank-bank BUMN. Rencananya, holding bank BUMN tersebut akan selesai pada 2018. Saat ini terdapat 4 bank BUMN. Keempat bank tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.