REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan, industri makanan dan minuman pada 2016 ini kemungkinan tidak akan menaikkan harga. Hal ini karena, industri ini sudah merasakan dampak positif dari penurunan listrik, bahan bakar minyak (BBM), dan formulasi upah buruh.
"Dengan penurunan harga tersebut, harapannya beberapa biaya akan turun sehingga volume bisa meningkat," ujar Adhi di Jakarta, Selasa (15/2).
Adhi menjelaskan, formulasi upah buruh yang diluncurkan pemerintah dalam paket kebijakan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat mulai naik, maka akan terjadi sinergi terhadap peningkatan volume dan produksi.
Dengan adanya peningkatan volume tersebut, Adhi memperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada 2016 masih sekitar delapan persen dengan kualitas pertumbuhan yang lebih bagus dari 2015 lalu. Adhi mengatakan, tahun lalu pertumbuhan industri makanan dan minuman terbantu karena kenaikan harga. Namun, dengan adanya kemudahan tersebut tahun ini diharapkan pertumbuhan akan disokong oleh kenaikan volume.