REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menambah jumlah penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga total sebanyak 19 bank dan lembaga keuangan non-bank (LKNB) untuk mempercepat realisasi target penyerapan KUR yang ditetapkan sebesar Rp 103,24 triliun. Ekonom menilai, langkah ini diharapkan dapat membantu penyaluran KUR agar dapat terserap lebih banyak di luar Pulau Jawa.
Ekonom INDEF Eko Listiyanto mengatakan, dengan menambah lembaga keuangan penyalur KUR, diharapkan cakupan penerimanya lebih bervariasi dari berbagai sektor, dan juga lebih luas jangkauan wilayah penerimanya.
“Apalagi kan dananya ditambah, dan dengan menambah dana harapannya cakupan penerimanya tidak itu-itu saja, atau tidak di daerah-daerah itu saja,” ujar Eko Listiyanto saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/2).
Menurut Eko, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan terkait penyaluran KUR ini. Pertama, sebanyak 19 lembaga keuangan ini harus mampu menjadi representasi untuk Jawa dan luar Jawa. Khususnya untuk di luar Pulau Jawa yang jika dibandingkan dengan Pulau Jawa, terdapat banyak ketimpangan di bidang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
“Tentu saja kan kalau modal itu masuk ke daerah luar Pulau Jawa, tentu ekonomi di luar Jawa akan lebih bergerak,”kata Eko.
Selain itu, selama ini KUR cenderung teralokasikan ke sektor perdagangan yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Namun, ia menilai, KUR juga harus bisa masuk di sektor pertanian untuk ketahanan pangan.
“Sektor pertanian punya fungsi untuk ketahanan pangan atau industri UMKM karena itu kan untuk mencegah dari perlambatan ekonomi. Yang pasti harus punya fungsi terhadap upaya mengurangi ketimpangan, mengurangi pengangguran,” ujarnya.
Baca juga: Garuda Nilai Penguatan Rupiah Positif Bagi Industri Penerbangan