Kamis 11 Feb 2016 13:16 WIB

Melantai di Bursa, Ini Harga Saham yang Dipatok Mahaka Radio

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Komisaris Mahaka Group, Erick Thohir (kedua kiri) bersama Komisioner Mahaka Radio Integrita, Handy Soetedjo (kiri), Direktur Utama Mahaka Radio Integra, Adrian Syarkawie (tengah), Chief Finance Officer Mahaka Radio Integrita, Maria Natalina Sindhi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Komisaris Mahaka Group, Erick Thohir (kedua kiri) bersama Komisioner Mahaka Radio Integrita, Handy Soetedjo (kiri), Direktur Utama Mahaka Radio Integra, Adrian Syarkawie (tengah), Chief Finance Officer Mahaka Radio Integrita, Maria Natalina Sindhi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mahaka Radio Integra  (Persero) Tbk atau MARI menetapkan harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 750 per saham, atau batas bawah dari harga penawaran sebelumnya yang dipatok berkisar Rp 750 – Rp 1.100. Entitas dari Mahaka Grup ini memutuskan hanya melepas 20 persen saham dari rencana 30 persen.

Pencatatan saham perdana ini dilakukan setelah melakukan penawaran umum perdana saham pada tanggal 2-4 Februari 2016, yaitu sejumlah 105.052.900 saham, sehingga dana yang terkumpul dari IPO diperkirakan mencapai Rp 79 miliar.

Sebelumnya MARI berencana melakukan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Februari 2016, mundur dari rencana awal Desember 2015.

Komisaris Utama MARI, Erick Thohir mengatakan, selama ini yang melakukan listing baru holding media atau korporasi. Namun, pihaknya memutuskan untuk listing usaha yang lebih fokus kepada bisnisnya, dan dipilihlah radio yang prospeknya terus berkembang.

"Kami melihat kan para investor itu makin hari makin cermat dan tentu mengharapkan transparan. Karena itu kita mengambil posisi lebih Baik melistingkan usaha yang memang memiliki fundamental yang bagus dan fokus, sehingga investor sendiri lebih gampang mempelajari perusahaan dan timbul kepercayaan," ujar Erick saat pencatatan saham perdana umum di gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/2).

Menurut Erick, dari segi EBITDA margin dan capital marginnya apabila dibandingkan dengan televisi masih sangat bagus. Namun, pihaknya juga melihat dari dividen pay. "Kalau investor itu tidak hanya apresiasi saham, tapi dapat apa nih tahun ini. Nah ini yang kami coba lakukan,"kata Erick.

Sebagai first position grup radio di Indonesia, pihaknya akan terus mengembangkan MARI untuk tetap menjadi yang pertama di konten radio provider. "Distribusi konten sendiri tidak hanya bisa lihat di medianya tapi bisa dilihat di digital,"imbuhnya.

Menurutnya, perseroan akan menggunakan sekitar Rp 50 miliar dari dana IPO untuk keperluan ekspansi perusahaan. Ekspansi yang dilakukan tidak hanya di bisnis radio, tapi juga digital yang masih berhubungan dengan musik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement