Rabu 03 Feb 2016 15:04 WIB

Industri Manufaktur Mulai Menggeliat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Mesin-mesin industri dipajang dalam pameran manufaktur di Jakarta
Foto: Antara
Mesin-mesin industri dipajang dalam pameran manufaktur di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat komitmen investasi sektor industri manufaktur mulai tumbuh. Pada awal 2016 ini, pertumbuhan industri manufaktur meningkat 164 persen atau senilai Rp 90 triliun.  

Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, sepuluh sektor terbesar yang mendominasi komitmen investasi yakni listrik, gas, dan air dengan nilai Rp 71 triliun. Sementara itu, komitmen investasi di sektor industri logam dasar, barang modal, mesin, dan elektronik mencapai Rp 60 triliun.

Selain itu, komitmen investasi industri orientasi ekspor pada awal 2016 juga mulai menunjukkan pertumbuhan cukup bagus yakni senilai Rp 1.399 miliar. Sedangkan, industri subtitusi impor seperti kimia, farmasi, besi, dan baja meningkat senilai Rp 64,291 miliar, serta industri hilirisasi sumber daya mineral sebesar Rp 59,274 miliar.

"Peningkatan pertumbuhan ini diharapkan bisa memperbaiki neraca perdagangan kita," ujar Azhar di Jakarta, Rabu (3/2).

Azhar menjelaskan, adanya peningkatan komitmen investasi di sektor hilir menunjukkan bahwa ada potensi untuk menggenjot ekspor. Dengan adanya kenaikan tersebut diharapkan, minat investasi ke Indonesia masih tinggi. Komitmen di industri manufaktur tersebut memiliki porsi sebesar 43 persen dari total investasi yang masuk di seluruh sektor.

Meski demikian, komitmen investasi di kelompok sektor pertanian, perikanan dan pertambangan mengalami penurunan sebesar 74 persen atau senilai Rp. 8 triliun. Sedangkan, komitmen investasi di sektor infrastruktur, jasa, dan perdagangan meningkat 294 persen atau senilai Rp 108 triliun.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement