REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu (28/1), setelah kenaikan bersejarah pada Desember, karena pertumbuhan ekonomi AS melambat akhir tahun lalu. Suku bunga acuan tetap berada di kisaran 0,25 persen hingga 0,5 persen.
Dalam pernyataan singkat, bank sentral AS mengisyaratkan beberapa kekhawatiran terhadap gejolak pasar global dan pertumbuhan yang lamban. Namun, The Fed masih memperkirakan bahwa inflasi, yang melemah dalam jangka pendek karena jatuhnya harga minyak, akan didorong ke arah target dua persen dalam jangka menengah.
Meski demikian, bank sentral masih melihat potensi untuk kenaikan suku bunga kedua pada Maret.
"Informasi yang diterima sejak Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu pada Desember menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja membaik lebih lanjut bahkan ketika pertumbuhan ekonomi melambat akhir tahun lalu," kata FOMC pada akhir pertemuan dua harinya.