REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny Taher mengatakan reksa dana saham masih menarik untuk investasi jangka panjang. Meski saat ini pasar sedang tidak baik karena berbagai sentimen negatif dari global, menurutnya, bukan berarti calon investor harus takut.
"Ini yang harus diedukasi. Investasi tidak perlu menunggu market bagus. Inevstasi harus dilakukan terus. Masa kita harus berhenti mempersiapkan dana pensiun? Makanya kita investasi itu harus jangka panjang, secara reguler dan disiplin," tuturnya.
Dalam berinvestasi, ia juga menyarankan untuk terlebih dahulu menyesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan kondisi keuangan. Calon investor juga harus memperhitungkan risiko yang diambil.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 23 Desember 2015, ada 1.083 produk reksa dana yang terdaftar di OJK dengan jumlah total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebanyak Rp 268,44 triliun dan 181,94 miliar unit penyertaan dari 15 jenis reksa dana.
Jumlah itu mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data per akhir 2014. Saat itu hanya ada 894 produk reksa dana yang terdaftar di OJK. Sementara jumlah total NAB yang tercatat sebanyak Rp 241,57 triliun dari 142,72 miliar unit penyertaan.