Selasa 19 Jan 2016 15:19 WIB

Analis: Perekonomian 2016 Sudah di Jalur Volatilitas Pasar Global

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2016 berada di jalur volatilitas pasar global. Selama dua pekan awal tahun baru ini, kinerja indeks MSCI bergerak minus 8,5 persen.

"Pasar global menggebrak tahun baru dengan awal buruk. Mengerikan bagi investor karena pasar saham global anjlok selama lima hari pertama tahun baru ini," kata Kepala Riset KDB Daewoo Securities, Taye Shim, di Jakarta, Selasa (19/1).

Shim menjelaskan, Bank Dunia baru saja merevisi outlook pertumbuhan ekonomi global untuk 2016 dari 3,3 persen menjadi 2,9 persen. Turunnya prospek ekonomi dunia ini salah satunya dilihat dari penurunan sebagian besar ekonomi negara berkembang. 

Dalam hal ini perlambatan ekonomi Cina masih menjadi salah satu dari tiga faktor besar yang membayangi perekonomian global. Berdasarkan data Bank Dunia, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Cina diperkirakan Januari tahun ini menurun menjadi 6,7 persen dari 7 persen di Juni 2015. 

Ia menilai, perlambatan ekonomi Cina ini terjadi karena negara itu tengah bertransformasi. Semula, Cina mengandalkan konsumsi sebagai pertumbuhannya, kini mereka ingin menjadi negara berbasis investasi. 

Selain perlambatan ekonomi Cina dua faktor lainnya yaitu menurunnya harga komoditas dan semakin menguatnya nilai mata uang dolar AS. "Jadi ini bukan karena sesuatu yang baru. Ini faktor lama yang sudah kita alami sejak lama," lanjutnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement