Senin 18 Jan 2016 15:10 WIB

Kemendag akan Memulai Misi Dagang

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Aktifitas bongkar muat peti kemas saat pagi di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Aktifitas bongkar muat peti kemas saat pagi di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melakukan kegiataan misi dagang dengan mendatangkan para pembeli dari beberapa negara yang sudah positif melakukan transaski. Kegiatan misi dagang akan dilaksanakan pada Maret 2016 dengan beberapa negara Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat. 

"Misi dagang pada 2015 lalu sebesar 50 juta dolar, dan diharapkan tahun ini bisa meningkat antara 10 sampai 15 persen," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak di Jakarta, Senin (18/1).

Nus mengatakan, pada 2016 ini Kementerian Perdagangan sudah mulai menyasar pasar-pasar baru atau pasar non tradisional ke Afrika, Asia Selatan, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Sebagai langkah awal, pemerintah Indonesia akan melakukan misi dagang dengan Kuwait dan Oman.

Menurut Nus, penjualan perhiasan/permata di negara-negara Timur Tengah cukup bagus dan mengalami tren positif karena memiliki desain yang bersaing. "Untuk perhiasan kami masih optimis, karena pertumbuhannya mencapai 10 persen per tahun," kata Nus.

Nus menjelaskan, untuk meningkatkan promosi ekspor pemerintah akan mulai mengarah kepada pembentukan Badan Promosi Indonesia (BPI) yang kewenangannya ada berada di bawah presiden. Menurut Nus, nantinya pada 2017 kegiatan promosi di seluruh kementerian akan diintegrasikan melalui badan tersebut.

"Jadi, tahun ini sudah mulai berproses dan anggaran dana yang ada di kementerian sudah diintegrasikan, sehingga kegiatan promosi bisa terarah," ujar Nus. 

Pada 2016 ini, Kementerian Perdagangan mengalokasikan dana promosi sekitar Rp 500 miliar. Jumlah tersebut terbilang cukup besar dari dana promosi tahun lalu yakni sekitar Rp 46 miliar.

Langkah lain yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan promosi dan ekspor, yakni dengan membuka kembali House of Indonesia di Haamburg, Jepang, dan Cina. 

Baca juga: Ekspor Nonmigas Ditargetkan Tumbuh 9 Persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement