Ahad 17 Jan 2016 14:48 WIB

Pembiayaan Bisnis Startup Sulit Gunakan Dana KUR

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Rencana pemerintah 'mencipratkan' dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu pembiayaan bisnis startup lokal masih diragukan. Pasalnya selama ini dalam ekosistem bisnis startup, baik startup di ranah teknologi maupun di sektor lain lebih condong tumbuh pada mekanisme pasar.

Artinya, siapa yang bermodal besar maka usaha yang dikembangkan tersebut akan bisa bertahan. "Sebaliknya, dengan modal serba terbatas rasanya akan sangat sulit bagi sebuah bisnis startup bisa bertahan dan berkembang," kata founder Indosterling Capital sekaligus pendiri situs LokaMedia, William Henley, Ahad (17/1).

William mengapresiasi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang menyampaikan wacana untuk 'mencipratkan' dana KUR sebesar Rp 120 triliun kepada pelaku startup. Dalam kesempatan itu, menteri mengusulkan agar penyaluran KUR tidak hanya didominasi bank, namun juga melalui lembaga keuangan non seperti modal ventura.

Berdasarkan fakta yang ada, William mengatakan belum ada bisnis startup yang mendapatkan pembiayaan seperti KUR. Sebaliknya, pembiayaan startup buatan anak negeri justru bisa berkembang karena adanya angel investor dan venture capital.

William memberikan contoh di antaranya Bukalapak yang mendapat kucuran investasi dari Aucfan dan East Venture. Kemudian, situs marketplace Tokopedia yang mendapat suntikan dana senilai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun dari Softbank asal Jepang dan Sequoia Capital yang merupakan venture capital khusus untuk perusahaan pemula.

Lantas tak kalah serunya lagi adalah Northstar Group milik Patrick Walujo yang terafiliasi dengan TPG Capital asal Amerika Serikat. Mereka ini, kata William, rela menyuntikkan dana segar hingga puluhan juta dolar AS ke bisnis GoJek Indonesia. "Dari deretan contoh di atas, sesungguhnya terlihat untuk merintis usaha startup ini memang membutuhkan akumulasi modal yang tak sedikit," ujarnya.

Menurut William, pembiayaan dana KUR juga sangat terbatas. Berdasarkan aturan, batas maksimal KUR per debitur hanya mencapai Rp 500 juta. Perlu juga diketahui KUR ini pada dasarnya bukanlah dana hibah dari pemerintah kepada pengusaha melainkan berasal dari bank pelaksana.

William mengatakan pemerintah tinggal memastikan saja bagaimana menumbuhkan iklim usaha yang sehat di negeri ini. Caranya dengan memberikan kepastian dan jaminan investasi kepada para investor luar yang ingin menyuntikkan dananya kepada para pelaku usaha startup buatan anak negeri. Upaya lainnya yakni pemerintah bisa berperan membuka saluran pelaku bisnis startup ini kepada para investor asing. Selama ini yang kerap dihadapi para pengusaha Indonesia adalah hambatan networking atau

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement