Ahad 17 Jan 2016 12:14 WIB

Sukuk Indonesia Diprediksi Tetap Menarik Minat Investor

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Penjualan sukuk (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjualan sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sukuk Indonesia dinilai masih akan laku mengingat perkiraan ekonomi nasional masih lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya termasuk Malaysia.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menuturkan, sama seperti obligasi, sukuk global Indonesia juga turut terpengaruh ekonomi global yakni kenaikan suku bunga The Federal Reserve, penurunan harga minyak, dan pelemahan ekonomi Cina. Pengaruhnya terutama pada permintaan dan imbal hasil.

Menurutnya, kenaikan Fed Fund Rate akan membuat invesor meminta imbal hasil lebih tinggi. Namun, ia menyebut peringkat utang negara tetap berpengaruh.

Andry menyebut selama ini pengelolaan fiskal Indonesia lebih baik di antara negara-negara berkembang dan dibanding Malaysia. ''Sehingga harusnya permintaan sukuk global Indonesia masih akan bagus dan mampu diserap pasar,'' kata Andry.

Sukuk domestik juga akan lebih baik dengan dukungan penurunan BI Rate. Dari rencana terbitan surat utang sebesar Rp 532,4 triliun, 24 persennya (Rp 130 triliun) bersumber dari surat utang syariah (sukuk). Dari total penerbitan surat utang tersebut 20-30 persennya berupa sukuk valuta asing. Tahun lalu, target penerbitan sukuk sebesar Rp 110 triliun.

Khusus sukuk berbasis proyek (PBS), pemerintah menargetkan volume hingga Rp 13,67 triliun pada 2016. Sementara pada 2015 volume PBS mencapai Rp 7,1 triliun.

CIMB Group Holdings Bhd Malaysia memprediksi volume penerbitan sukuk tahun ini akan mencapai 40 miliar dolar AS dari 34,5 miliar dolar AS pada 2015. Prediksi ini masih lebih rendah dari catatan di 2012 sebesar 50,1 miliar. Investasi dan belanja infastruktur akan memegang kendali penerbitan sukuk tahun ini.

Sepanjang 2015, volume sukuk negara-negara Kawasan Teluk sudah turun 33 persen menjadi 9,9 miliar dolar. Angka itu merupakan yang terendah sejak 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement