Kamis 14 Jan 2016 15:10 WIB

Investor Jepang akan Bangun Pelabuhan di Jawa Barat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Forum Ekonomi Jawa Barat Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat mengatakan, investor Jepang akan memulai untuk membangun pelabuhan serta kawasan industri di wilayah Cirebon dan Indramayu. Kedua pelabuhan tesebut merupakan alternatif pengganti setelah dibatalkannya pembangunan pelabuhan Cilamaya.

"Banyak keluhan dari investor asing seperti Jepang, Cina, dan Korea agar kawasan industri bisa terintegrasi dengan pelabuhan," ujar Arif di Jakarta, Kamis (14/1).

Menurut Arif, Cirebon dan Indramayu masih bisa ditata dengan baik dan UMK-nya juga masih belum terlalu tinggi. Rencananya pelabuhan tersebut digunakan sebagai pelabuhan logistik untuk mendistribusikan batu bara ke sejumlah power plant di wilayah utara Jawa, dan pelabuhan kontinental.

Rencananya, masing-masing akan dibangun di atas lahan seluas 20 ribu hektare. Menurut Arif, saat ini belum akan dilakukan groundbreaking karena masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Perhubungan.

"Salah satu pelabuhan yakni di Indramayu sudah mendapatkan izin lokasi dari bupati dan tinggal menunggu izin dari Kementerian Perhubungan," kata Arif.

Arif mengatakan, pembangunan ini seluruhnya akan dikerjakan oleh swasta dan salah satu investor yang terlibat yakni berasal dari Jepang. Selain membangun pelabuhan, investor tersebut juga akan membangun kawasan industri sehingga bisa saling terintegrasi. Arif menjelaskan, untuk membangun satu kawasan industri dan pelabuhan yang terintegrasi dibutuhkan investasi sebesar Rp 100 triliun.

Sementara itu, Ketua Forum Ekonomi Jawa Barat Jajat Priatna Purwita mengatakan, kawasan industri di wilayah Jawa Barat rencananya akan difokuskan untuk subtitusi impor sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku. Menurutnya, pengembangan subtitusi impor dapat dimulai dari Jawa Barat karena sekitar 60 persen kawasan industri berada di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement