Sabtu 09 Jan 2016 18:52 WIB

Gejala Musim Diyakini tak Ganggu Produksi Cabai dan Bawang

Red: Nur Aini
Pekerja sedang mengupas bawang merah di pasar Induk, Jakarta, Senin (14/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang mengupas bawang merah di pasar Induk, Jakarta, Senin (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan gejala alam badai basah atau La Nina yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2016 ini, tidak akan mengganggu komoditas hortikultura yang vital, seperti cabai dan bawang.

"Secara garis besar komoditas hortikultura aman dalam menghadapi La Nina yang diprediksi bulan Oktober nanti," kata Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Yanuardi di Garut, Jawa Barat, Sabtu (9/1).

Hal tersebut, kata Yanuardi, karena komoditas hortikultura biasanya ditanam di dataran tinggi yang tidak akan terkena dampak utama dari La Nina yaitu banjir. "Kebanyakan tidak akan terkena dampaknya secara langsung, karena biasanya hortikultura ini ditanam di dataran tinggi yang tidak akan terkena banjir kalaupun ada paling bawang dan jumlahnya lima persen saja," ujarnya.

Selain itu, Kementan menilai persiapan yang dilakukan oleh petani hortikultura juga sudah mumpuni sehingga lebih siap untuk mengantisipasi kemungkinan efek dari La Nina. "Petani hortikultura kita ini pandai, petaninya sudah mengikuti pola tanam yang benar. Waktu musim panas kejar tanam jadi antisipasi dini sudah ada saya rasa," ujarnya.

Keyakinan itu juga diperkuat oleh tumbuhnya sentra penyangga baru komoditas hortikultura terutama bawang yaitu di Bima enam ribu hektare, Enrekang (Sulsel) enam ribu hektare. "Lalu di Majalengka ada potensi 600 ha, 350 ha yang sudah ditanami bawang, jadi selain Brebes sebagai sentra utama kita punya banyak penyangga. Kalau cabai aman, karena semua di dataran tinggi," ujarnya.

Kendati demikian, Kementerian tetap mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi gejala alam akibat turunnya suhu permukaan laut yang menyebabkan iklim basah sehingga mengakibatkan musim hujan lebih panjang tersebut. Langkah-langkah antisipasi tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kegagalan panen akibat banjir sehingga produksi di dalam negeri dapat dijaga. Dengan cara menormalisasi jaringan irigasi, menyiapkan pompa-pompa untuk membuang air, dan membangun sumur baik sumur dalam maupun sumur dangkal guna menyerap air di daerah-daerah rawan banjir.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga memerintahkan Perum Bulog agar bergerak cepat dalam pengadaan beras di tahun ini, sebab hal itu akan sulit dilakukan ketika musim hujan padahal tahun ini musim hujan akan lebih panjang. "Saya koordinasi dengan Bulog, dipercepat penyerapannya. Mudah-mudahan tidak parah (musim hujannya)," katanya.

Baca juga: Pemerintah Target Surplus Bawang Merah 400 Ribu Ton

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement