REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diyaknini bisa menjadi solusi mengurangi pengangguran. Selain sebagai lalu lintas tenaga kerja, MEA juga juga menjadi lalu lintas barang, jasa dan kapital menjadi lebih terbuka.
Artinya, arus investasi akan lebih mudah dan pemerintah telah membuat sejumlah terobosan untuk memberikan kemudahan pada investasi melalui paket-paket kebijakan ekonomi. "Dengan semakin banyaknya investasi masuk, perluasan kesempatan kerja akan semakin besar," ujar Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, kemarin. Meski begitu, hal ini harus diiringi dengan percepatan peningkatan kompetensi
Dia berharap masyarakat Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang dan benar-benar bisa memenangkan kompetisi di ajang MEA. "Semoga dengan ikut serta dalam MEA, kita bisa menjadi salah satu tokoh utama di dalam percaturan pasar global mewakili ASEAN," ujarnya.
Pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kesiapan dan kompetensi pekerja lokal dalam menghadapi MEA. Upaya itu antara lain menetapkan 85 standard kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) serta akreditasi 725 balai latihan kerja dan lembaga pelatihan kerja swasta (LPKS).
Pemerintah juga telah melakukan pelatihan wirausaha dan keterampilan kerja bagi 717.454 calon tenaga kerja dan melakukan sertifikasi terhadap 167 lembaga sertifikasi profesi (LSP) sebagai kesiapan menghadapi MEA. Ini semua adalah bagian penting menyiapkan angkatan kerja agar mampu memimpin persaingan di MEA. Dalam pelaksanaan pasar tunggal ASEAN kesiapan tenaga kerja memang menjadi perhatian penting. Kerjasama antara dunia usaha, pekerja, serta pemerintah harus terus dikompakkan untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.