REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masih tahap penjajakan, Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI) merestui jika pemerintqh melalui Perum Bulog ingin mengimpor beras dari India dan Pakistan. Bagi pedagang, yang penting pasokan beras di pasar cukup sehingga harganya tidak bergejolak.
"Kita manut saja, artinya tidak terlalu ikut campur masalah teknis, yang penting pasokan beras di pasar tersedia dengan harga stabil," kata Ketua Umum SPPI Burhan Saidi kepada Republika, Kamis (7/1).
Pemerintah, lanjut dia, mengalihkan impor beras dari Thailand dan Vietnam ke India dan Paksitan setelah melewati beragam pertimbangan. Di antaranya, terjadi fluktuasi harga. Penjajakan penting untuk memastikan kualitas serta harga beras sesuai kemampuan dan kebutuhan nasional.
Penjaminan pasokan beras juga harus dilakukan dari produksi petani nasional. Ia meminta pemerintah melontarkan hal-hal yang sejalan dengan realita. Jika beras berlimpah, katakan berlimpah dengan konsekurndi tidak impor. Tapi jika betul kurang, impor bukan dosa besar agar masyarakat tidak kesulitan memeroleh beras yang terjangkau.
Ia juga menanggapi prediksi pemerintah yang mengatakan akan ada panen raya di Februari 2016. Ia berharap, hal tersebut bisa terealisasi meski di tengah kondisi cuaca yang menurutnya tidak stabil.
"Tapi kita doakan, bagaimanapun, Jawa Barat salah satu lumbung beras kita, ada info keterlambatan musim tanam dan tanam di sana tidak mencapai target," ujarnya. Panen raya perdana 2016 diharapkan sukses agar pengadaan Bulog bisa kembali diisi dari beras petani nasional.
Baca juga: Tangani Sapi, Bulog Diminta Bekerja Sama dengan Feedloter