Rabu 06 Jan 2016 06:45 WIB

SKK Migas: Porsi Gas Domestik Tahun Ini Lebih Besar dari Ekspor

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Sumur eksplorasi gas bumi (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Sumur eksplorasi gas bumi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Porsi penjualan gas untuk domestik tahun ini diperkirakan akan meningkat hingga 61 persen dari total produksi dalam negeri. Sisanya, 39 persen baru gas akan dipasarkan di luar negeri atau ekspor. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) mencatat dari tahun 2003 hingga 2015 tercatat pasokan gas domestik mengalami peningkatan 9 persen. 

Pada 2014, pasokan untuk domestik mencapai 50 persen. Sedangkan pada 2015 lalu pasokan domestik mencapai 52 persen, dan tahun ini diprediksi 61 persen. "Peningkatan rata-rata 9 persen sejak tahun 2003 sampai dengan 2015 dan diprediksi tahun 2016 kebutuhan domestik akan lebih besar dibanding ekspor. Itu untuk penyaluran gas kepada domestik," kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Selasa (5/1).

Berdasarkan data SKK Migas, Amien menyebutkan penyaluran gas domestik meningkat selama tiga tahun terakhir yakni pada tahun 2014 penyalurannya sekitar 3.785 BBTUD atau 50 persen, pada tahun 2015 penyalurannya sekitar 3.848 BBTUD atau 53 persen, dan pada 2016 diprediksi penyalurannya mencapai 4.144 BBTUD atau sekitar 61 persen dibandingkan penyaluran untuk ekspor.

Sebelumnya, pemanfaatan gas bumi tersebut untuk tahun 2015 telah dialokasikan untuk LNG Domestik sebanyak 4,41 persen, LNG ekspor sebanyak 32,1 persen, ekspor gas pipa sebanyak 12,89 persen, BBG transportasi sebanyak 0,03 persen, lifting minyak 3,99 persen, industri 18,65 persen, pupuk 70,89 persen, kelistrikan 13,86 persen dan LPG domestik 3,12 persen.

"Untuk kelistrikan realisasi lebih rendah yakni 939,11 BBTUD dari yang kontrak 1273,3 BBTUD. Untuk pupuk juga lebih rendah yakni 737,46 BBTUD dari  kontrak yang berjalan 796,96 BBTUD. Untuk ekspor gas pipa lebih rendah. Karena gas pipa kita gas Singapura dan di sana ada LNG," kata dia.

Menurutnya, tidak teralisasinya penyaluran gas untuk listrik dan indstri lantaran tidak terlalu terampil mengolahnya. Padahal pasokan gas di tanah air sangat banyak.

"Kami Sendiri tidak terlalu tahu detil kenapa gas untuk listrik pupuk dan industri tidak terampil seluruhnya. Padahal banyak pihak bilang kalau pasokan gas harus lebih banyak. Saat sudah diberikan pasokan domestik tidak diambil juga," ujar Amien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement