Ahad 27 Dec 2015 16:36 WIB

Mendag: Impor Pangan Tahun Depan Sulit Dihindari

Menteri Perdagangan Thomas Lembong
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Perdagangan Thomas Lembong

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan, pemerintah sulit menghindari impor pangan pada tahun 2016. Alasannya, impor dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan meredam kenaikan harga di pasar dalam negeri.

"Neraca perdagangan tahun 2015 kita surplus cukup besar sehingga masih ada ruang untuk impor pangan. Kita harus menjaga keseimbangan supaya neraca jangan terlalu amblas, di sisi lain jangan sampai harga pangan melonjak," kata Mendag di sela-sela persiapan Perayaan Natal Nasional di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Ahad (27/12).

Thomas mengatakan, dengan surplus perdagangan pada tahun 2015 sebesar 7-9 millar dolar AS, masih ada peluang untuk membuka keran impor pangan.

"Presiden dan Wakil Presiden sudah menyatakan beberapa kali bahwa swasembada pangan itu tujuan jangka menengah. Kita perlu waktu untuk 'menyerang' masalah dari akar atau fundamentalnya seperti pembangunan waduk, jalur irigasi dan memperbaiki logistik," kata Thomas.

Thomas mengatakan, bahan pangan yang akan diimpor pada tahun 2016 antara lain adalah beras, daging sapi berupa sapi bakalan dan gula mentah. Sapi bakalan diperkirakan diimpor sebanyak 700-800 ribu ekor, dan gula mentah di atas tiga juta ton.

"Ini angkanya masih belum final. Sementara untuk beras, saya yakin akan ada kebutuhan impor lagi di luar impor 1,5 juta ton yang disepakati pada September 2015," kata Tom.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement