Selasa 15 Dec 2015 17:00 WIB

Neraca Perdagangan RI Defisit, Pengamat: Pertanda Ekonomi Mulai Bergerak

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penelitian Center of Reform on Economics Mohammad Faisal menilai ada sinyal positif dari defisit neraca perdangangan Indonesia pada November 2015 sebesar 346 juta dolar AS. Menurutnya, ada sinyal bahwa produktivitas industri meningkat dan pembangunan infrastruktur mulai berjalan. 

Faisal mengatakan, meningkatnya produktivitas industri bisa tercermin dengan naiknya impor barang bahan baku/penolong sebesar 3,12 persen menjadi 8,5 miliar dolar AS terhadap posisi Oktober 2015.  (Baca: Ekspor Anjlok, Neraca Perdagangan Indonesia Defisit)

"Meningkatnya impor menandakan ada kenaikan permintaan. Kita tahu bahwa bahan baku industri kebanyakan berasal dari impor," kata Faisal kepada Republika, Selasa (15/12). 

Selain itu, tambah dia, pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah memang baru bisa tereksekusi pada kuartal terakhir. Impor naik karena memang bahan-bahan baku untuk membangun infrastruktur masih banyak yang menggunakan komponen impor. 

"Kalau pembangunan infrastruktur berjalan, otomatis impor kita meningkat. Tapi, ini pertanda ekonomi kita mulai bergerak meskipun baru terlihat dari sisi kenaikan impor," ujarnya. 

Faisal berharap dengan adanya kenaikan impor untuk bahan baku atau penolong, maka kinerja ekspor juga meningkat seiring mulai membaiknya jumlah produksi industri. Apalagi, pemerintah melalui paket kebijakan telah memberikan insentif bagi industri yang berorientasi ekspor. 

"Sebelumnya, industri banyak yang menahan produksi. Mungkin sekarang mulai menggenjot lagi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement