REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada November 2015 mengalami defisit sebesar 346,4 juta dolar AS. Ini merupakan pertama kalinya terjadi defisit sepanjang tahun 2015 setelah sepuluh bulan sebelumnya selalu mengalami surplus.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan, defisit perdagangan terjadi karena menurunya kinerja ekspor. Sedangkan nilai impor malah meningkat. "Selama 2015, baru pada bulan November terjadi defisit. Sebelumnya selalu surplus," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Selasa (15/12).
Suryamin merinci, nilai impor Indonesia naik 3,61 persen menjadi 11,51 miliar dolar AS. Pada Oktober, nilai impor tercatat 11,11 miliar dolar AS.
Sedangkan nilai ekspor turun 7,91 persen dari Oktober sebesar 12,12 miliar dolar AS menjadi 11,16 miliar dolar AS pada November. Secara kumulatif dari Januari-November 2015, neraca perdagangan masih surplus 7,81 miliar dolar AS. Angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencatatkan defisit 1,65 miliar dolar AS.